God Almighty says in the Holy Quran: ‘By Time,
Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done
righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to
patience.’ Firman Allah Ta’ala: ‘Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam
kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula
berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (QS Al ‘Asr
103)

REMEMBER: "UMATi, UMATi, UMATi" HebrewKing@mail.com
Spread the WORD: Iman
REMEMBER: "UMATi, UMATi, UMATi" worlduptown@yahoo.co.uk
DENGAR BAIK-BAIK RAHSIA INI:
Salasilah keturunan Khalifah‘Allah (Mahdi =
Mansuh Segala Jenis Cukai) ini adalah Gabungan 2 Garis keturunan. Dari sebelah
Ayah adalah dari jurai Rasullullah Shallallahu Alaihi waa Sallam hinggalah ke
Nabi Ismail dan Siti Hajar dan dari
sebelah Ibu adalah dari jurai yang sama dengan Nabi Allah Isa Alaiyis Sallam,
Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam, Nabi
Allah Daud Alayhis Sallam, hinggalah
bersaudara dengan Nabi Allah Yusof Alayhis Sallam, sampai ke Nabi Allah Yaakub
Alayhis Sallam. (Original Message from HebrewKing: Hamden bin bolly)
Ingatilah Jejak Suku Manasseh: "Kisah Nabi Allah Yusof Alayhis Sallam"
Sebagaimana diceritakan dalam
Qur'an, di awal kehidupannya, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam ditempatkan ke
dalam banyak cobaan, yang mana ia tanggapi dengan kedewasaan dan kepasrahan
tertinggi. Masalah betapa mengerikan keadaan atau betapa licik persekongkolan
terhadapnya, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam tidak pernah menye-leweng dari
keimanan, pengabdian, kepercayaan, dan kepasrahan kepada Allah, malah makin
mendekat kepadaNya dan menunjukkan kepasrahan mutlak.
Bagi mereka yang mencari jalan untuk mendekat kepada Allah, ada banyak contoh menyolok kesempurnaan akhlak dalam kehidupan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam. Hal pertama yang kita pelajari tentangnya adalah mimpi penting yang dilihatnya di masa kanak-kanaknya dan ulasan yang dibuat ayahnya, Nabi Yakub Alayhis Sallam, mengenai mimpi itu:
Bagi mereka yang mencari jalan untuk mendekat kepada Allah, ada banyak contoh menyolok kesempurnaan akhlak dalam kehidupan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam. Hal pertama yang kita pelajari tentangnya adalah mimpi penting yang dilihatnya di masa kanak-kanaknya dan ulasan yang dibuat ayahnya, Nabi Yakub Alayhis Sallam, mengenai mimpi itu:



Mengartikan mimpi ini sebagai tanda dari Allah dan menyadari bahwa Yusuf Alayhis Sallam akan menjadi orang mulia di mata Allah pada masa depan, ayahnya ingin agar ia menyimpan mimpi ini untuk dirinya sendiri. Saudara-saudaranya, yang merasa ayah mereka lebih menyayangi Yusuf Alayhis Sallam, menjadi cemburu atas kasih sayang ayah mereka dan menggagaskan persekongkolan terhadap Yusuf Alayhis Sallam. Mereka mencoba membunuhnya dan menarik cinta ayah mereka kepada mereka:




Saudara-saudaranya meninggalkan Yusuf Alayhis Sallam di kedalaman sebuah sumur. Lalu, mereka datang kepada ayah mereka, mengatakan padanya bahwa seekor serigala telah memangsanya, dan mengajukan bajunya yang bernoda darah palsu sebagai bukti.
Sekalipun ada bukti ini, Nabi Allah Yakub Alayhis Sallam menyadari peristiwa ini sebuah persekong-kolan, mencari perlindungan kepada Allah, dan memohonkan pertolongan dariNya. Berkat tak terhitung ketaksengjaan yang telah ditetapkan takdir, sejumlah pengembara yang melewati sumur itu menemukan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam dan menjualnya sebagai budak kepada seorang gebernor Mesir:


Firman Allah Taala: ‘Dan
(setelah Yusuf dijualkan di negeri Mesir), berkatalah orang yang membeli Yusuf
kepada isterinya: "Berilah dia layanan yang sebaik-baiknya; semoga ia
berguna kepada kita, atau kita jadikan dia anak". Dan demikianlah caranya
kami menetapkan kedudukan Yusuf di bumi (Mesir untuk dihormati dan disayangi),
dan untuk kami mengajarnya sebahagian dari ilmu takbir mimpi. Dan Allah Maha
Kuasa melakukan segala perkara yang telah ditetapkanNya, akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. Dan ketika Yusuf sampai ke peringkat umurnya yang
sempurna kekuatan-nya, Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu
pengetahuan; dan demikianlah kami membalas orang-orang yang berusaha
memperbaiki amalannya’. (QS Yusuf, 12: Ayat 21-22)
Isteri si gebernor yang membelinya mendekati Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam, yang luar biasa nampannya, dengan niat jahat. Akan tetapi, ia langsung ditolak oleh Yusuf Alayhis Sallam. Atas hal ini, istri gebernor beralih memfitnah Yusuf Alayhis Sallam untuk membersihkan dirinya sendiri:
Isteri si gebernor yang membelinya mendekati Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam, yang luar biasa nampannya, dengan niat jahat. Akan tetapi, ia langsung ditolak oleh Yusuf Alayhis Sallam. Atas hal ini, istri gebernor beralih memfitnah Yusuf Alayhis Sallam untuk membersihkan dirinya sendiri:

Firman Allah Taala: ‘Dan wanita (Zulaiha) yang
Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya)
dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata: "Marilah kesini.” Yusuf
berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku
dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.’ (QS
Yusuf, 12: Ayat 23)


Firman Allah Taala: 'Dan mereka berdua pun
berkejaran ke pintu, serta perempuan itu mengoyakkan baju Yusuf dari belakang;
lalu terserempaklah keduanya dengan suami perempuan itu di muka pintu.
Tiba-tiba perempuan itu berkata (kepada suaminya): Tidak ada balasan bagi orang
yang mahu membuat jahat terhadap isterimu melainkan dipenjarakan dia atau
dikenakan azab yang menyiksanya". Yusuf pula berkata: "Dia lah yang
memujukku berkehendakkan diriku". (Suaminya tercengang mendengarnya) dan
seorang dari keluarga perempuan itu (yang ada bersama-sama) tampil memberi
pendapatnya dengan berkata:" "Jika baju Yusuf koyak dari depan maka
benarlah tuduhan perempuan itu, dan menjadilah Yusuf dari orang-orang yang
dusta.' (Yusuf, 12: Ayat 25-26)


Firman Allah Taala: 'Maka tatkala suami wanita
itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang, berkatalah dia: ”Sesungguhnya
(kejadian) itu adalah di antara tipu dayamu, sesungguhnya tipu dayamu besar.
(Hai) Yusuf, berpalinglah dari ini, dan (kamu, hai isteriku) mohon ampunlah
atas dosamu itu, karena sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat
salah.' (QS Yusuf, 12: Ayat 28-29)




Firman Allah Taala: ‘Wanita itu berkata: ”Itulah
dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku
telah menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), akan tetapi dia
menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang kuperintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan
orang-orang yang hina.” Yusuf berkata: ”Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai
daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan
dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung (untuk memenuhi keinginan
mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” Maka, Tuhannya
memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’ (QS Yusuf, 12:
Ayat 32-35)

Firman Allah Taala: ‘Wahai
sahabatku berdua yang sepenjara! (Takbir mimpi kamu itu ialah): adapun salah
seorang dari kamu, maka ia akan memberi minum arak kepada tuannya. Ada pun yang
seorang lagi, maka ia akan dipalang, serta burung pula akan makan dari
kepalanya. Telah selesailah (dan tetaplah berlakunya) perkara yang kamu
tanyakan itu.’ (QS Yusuf, 12: Ayat 42)
Kini, setelah dikhianati oleh saudara-saudaranya dan secara tak adil difitnah oleh isteri gebernor, Yusuf Alayhis Sallam tidak memiliki sesuatu untuk diharapkan melainkan beberapa tahun pemenjaraan.
Akan tetapi, selama tahun-tahun yang panjang ini, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam tidak berputus asa bahkan untuk sesaat pun, melainkan, karena menyadari ada kebajikan dan kebijaksanaan di balik semua peristiwa yang telah ditetapkan Allah, berdoa penuh harap kepadaNya dan menunjukkan tekad dalam kesabaran dan keimanannya.
Sungguh, bertahun-tahun kemudian, ketika sang raja mencari tafsir mimpi yang dialaminya, seorang sipir tua teringat akan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam sebagai seseorang yang memiliki kepiawaian menafsirkan mimpi.
Tafsiran Yusuf Alayhis Sallam akan mimpi itu sangat mengesankan sang raja. Oleh karena itu, ia memanggil Yusuf Alayhis Sallam untuk menghadapnya. Sebelum sang raja sempat berbicara kepadanya, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam ingin agar sang raja mengetahui kebenaran tentang peristiwa penyebab ia dikirim ke penjara beberapa tahun lalu.
Jadi, atas penjelasan ini, sang raja berpaling ke istri gebernor dan perempuan-perempuan kepada siapa si istri memperkenalkan Yusuf Alayhis Sallam pada saat peristiwa itu:
Kini, setelah dikhianati oleh saudara-saudaranya dan secara tak adil difitnah oleh isteri gebernor, Yusuf Alayhis Sallam tidak memiliki sesuatu untuk diharapkan melainkan beberapa tahun pemenjaraan.
Akan tetapi, selama tahun-tahun yang panjang ini, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam tidak berputus asa bahkan untuk sesaat pun, melainkan, karena menyadari ada kebajikan dan kebijaksanaan di balik semua peristiwa yang telah ditetapkan Allah, berdoa penuh harap kepadaNya dan menunjukkan tekad dalam kesabaran dan keimanannya.
Sungguh, bertahun-tahun kemudian, ketika sang raja mencari tafsir mimpi yang dialaminya, seorang sipir tua teringat akan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam sebagai seseorang yang memiliki kepiawaian menafsirkan mimpi.
Tafsiran Yusuf Alayhis Sallam akan mimpi itu sangat mengesankan sang raja. Oleh karena itu, ia memanggil Yusuf Alayhis Sallam untuk menghadapnya. Sebelum sang raja sempat berbicara kepadanya, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam ingin agar sang raja mengetahui kebenaran tentang peristiwa penyebab ia dikirim ke penjara beberapa tahun lalu.
Jadi, atas penjelasan ini, sang raja berpaling ke istri gebernor dan perempuan-perempuan kepada siapa si istri memperkenalkan Yusuf Alayhis Sallam pada saat peristiwa itu:

Firman Allah Taala: ‘Dan
(apabila mendengar tafsiran itu) berkatalah raja Mesir:" Bawalah dia
kepadaku! "Maka tatkata utusan raja datang kepada Yusuf (menjemputnya
mengadap raja), Yusuf berkata kepadanya: Kembalilah kepada tuanmu kemudian
bertanyalah kepadanya: "Apa halnya perempuan-perempuan yang melukakan
tangan mereka? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.’ (QS
Yusuf, 12: Ayat 51)
Setelah pengakuan mereka, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam memberikan penjelasan berikut:
Setelah pengakuan mereka, Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam memberikan penjelasan berikut:


Firman Allah Taala: ‘(Yusuf
berkata): “Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya
aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak
meredhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan
diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ (QS Yusuf, 12: 52-53)
Kata-kata Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam ini penciri keimanan sempurnanya. Ia selalu mengetahui bahwa Allah akan menolong mukmin dan mereka yang sabar, dan bahwa Dia pasti akan menundukkan rencana mereka yang mengkhianatiNya.
Kepercayaannya kepada Allah mewujud diri dalam kepasrahan kepada takdirnya. Tak masalah betapa tak menguntungkan keadaan terlihat, ia dapat melihat bahwa ada kebajikan dan kebijaksanaan di balik peristiwa-peristiwa yang telah ditentukan Allah.
Contoh lain sifat bawaan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam adalah penolakannya memanjakan hawa nafsunya, bahkan dalam keadaan di mana ia mutlak benar. Ia tidak pernah mempercayai hawa nafsunya dan tetap selalu sadar akan kenyataan bahwa nafsu seseorang rentan akan kejahatan.
Inilah bentuk akhlak yang khusus bagi mereka yang beriman sempurna yang bertindak dengan kesadaran bahwa menggunakan cara-cara iblis, hawa nafsu diam-diam mendekati manusia dan memikat mereka yang mengabaikan suara nurani.
Sikap Nabi Yusuf Alayhis Sallam terhadap hawa nafsunya adalah wujud kedewasaan akhlaknya. Tak diragukan, nasib akhir seorang yang menunjukkan kepasrahan diri mendalam kepada Allah sedemikian dan kepercayaan kepadaNya adalah kebajikan tak berhingga.
Sungguh, sebagai balasan kepasrahan kepada Allah yang terpuji ini, ia ditempatkan dalam kekuasaan atas perbendaharaan negeri Mesir. Mengaruniainya kehidupan yang baik di dunia ini dan memberinya kabar gembira surga di hari kemudian, Allah berfirman bahwa “Dia tidak akan membiarkan sia-sia pahala mereka yang berbuat kebajikan”:
Kata-kata Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam ini penciri keimanan sempurnanya. Ia selalu mengetahui bahwa Allah akan menolong mukmin dan mereka yang sabar, dan bahwa Dia pasti akan menundukkan rencana mereka yang mengkhianatiNya.
Kepercayaannya kepada Allah mewujud diri dalam kepasrahan kepada takdirnya. Tak masalah betapa tak menguntungkan keadaan terlihat, ia dapat melihat bahwa ada kebajikan dan kebijaksanaan di balik peristiwa-peristiwa yang telah ditentukan Allah.
Contoh lain sifat bawaan Nabi Allah Yusuf Alayhis Sallam adalah penolakannya memanjakan hawa nafsunya, bahkan dalam keadaan di mana ia mutlak benar. Ia tidak pernah mempercayai hawa nafsunya dan tetap selalu sadar akan kenyataan bahwa nafsu seseorang rentan akan kejahatan.
Inilah bentuk akhlak yang khusus bagi mereka yang beriman sempurna yang bertindak dengan kesadaran bahwa menggunakan cara-cara iblis, hawa nafsu diam-diam mendekati manusia dan memikat mereka yang mengabaikan suara nurani.
Sikap Nabi Yusuf Alayhis Sallam terhadap hawa nafsunya adalah wujud kedewasaan akhlaknya. Tak diragukan, nasib akhir seorang yang menunjukkan kepasrahan diri mendalam kepada Allah sedemikian dan kepercayaan kepadaNya adalah kebajikan tak berhingga.
Sungguh, sebagai balasan kepasrahan kepada Allah yang terpuji ini, ia ditempatkan dalam kekuasaan atas perbendaharaan negeri Mesir. Mengaruniainya kehidupan yang baik di dunia ini dan memberinya kabar gembira surga di hari kemudian, Allah berfirman bahwa “Dia tidak akan membiarkan sia-sia pahala mereka yang berbuat kebajikan”:


Firman Allah Taala: ‘Dan demikianlah Kami
memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi
menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami
kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa’. (Yusuf, Ayat 56-57)
Ingatilah Jejak Puak Manasseh: "Kisah Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam"
Dalam Qur'an, Allah mengungkapkan keimanan tulus
Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam sebagai berikut:

Firman Allah Taala: ‘Dan Kami
karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia
amat taat (kepada Tuhannya)’. (QS Shad, 38: Ayat 30)
Salah satu watak terpenting Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam yang diceritakan Qur'an adalah kekuasaannya yang besar dan hartanya yang berlimpah. Di samping itu, Allah menganugerahkan banyak kepiawaian khusus kepadanya. Sebagai balasan atas semua nikmat ini, Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam selalu berdoa kepada Allah dan berpaling kepadaNya penuh syukur. Salah satu doanya adalah sebagai berikut:
Salah satu watak terpenting Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam yang diceritakan Qur'an adalah kekuasaannya yang besar dan hartanya yang berlimpah. Di samping itu, Allah menganugerahkan banyak kepiawaian khusus kepadanya. Sebagai balasan atas semua nikmat ini, Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam selalu berdoa kepada Allah dan berpaling kepadaNya penuh syukur. Salah satu doanya adalah sebagai berikut:

Firman Allah Taala: “Ya
Tuhanku. Berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam
golongan hamba-hambaMu yang saleh.” (QS Al-Naml, 27: Ayat 19)
Doa lain Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam adalah sebagai berikut:
Doa lain Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam adalah sebagai berikut:

Firman Allah Taala: “Ya
Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki
oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.” (QS
Shad, 38: Ayat 35)
Sebagai balasan atas doanya, Allah menganugerahkan Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam pengetahuan dan kekayaan tak tertandingi di dunia ini dan menjanjikan ganjaran terbaik di hari kemudian. Satu ayat berbunyi:
Sebagai balasan atas doanya, Allah menganugerahkan Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam pengetahuan dan kekayaan tak tertandingi di dunia ini dan menjanjikan ganjaran terbaik di hari kemudian. Satu ayat berbunyi:

Firman Allah Taala: ‘Dan
sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat di sisi Kami dan tempat kembali
yang baik.’ (QS Shad, 38: Ayat 40)
Pemanfaatan kekayaan yang tak pernah semelimpah itu sebelumnya demi tujuan Allah menyebabkan kedudukan tinggi dan teristimewa beliau di mata Allah. Sikap ini memberinya kedekatan kepada Allah dan membuatnya terus-menerus mengisi pikirannya dengan ingatan akan Allah. Sungguh Allah memberitahu kita dalam satu ayat bahwa ia mengatakan:
Pemanfaatan kekayaan yang tak pernah semelimpah itu sebelumnya demi tujuan Allah menyebabkan kedudukan tinggi dan teristimewa beliau di mata Allah. Sikap ini memberinya kedekatan kepada Allah dan membuatnya terus-menerus mengisi pikirannya dengan ingatan akan Allah. Sungguh Allah memberitahu kita dalam satu ayat bahwa ia mengatakan:

Firman Allah Taala: ‘(Kerana
lekanya dengan pertunjukan itu) maka Nabi Sulaiman berkata: "Sesungguhnya
aku telah mengutamakan kesukaanku kepada (kuda pembawa) kebaikan lebih daripada
mengingati (ibadatku kepada) Tuhanku, sehingga (matahari) melindungi dirinya
dengan tirai malam’. (QS Shad, 38: Ayat 32)
Berpaling hanya kepada Allah sementara menikmati kekayaan, tidak menjadi keras kepala terhadap Pencipta diri akibat melimpahnya harta seseorang, adalah sifat bawaan khusus mereka yang beriman sempurna. Karena itu, kesempurnaan akhlak Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam menjadi teladan bagi segenap umat manusia.
Berpaling hanya kepada Allah sementara menikmati kekayaan, tidak menjadi keras kepala terhadap Pencipta diri akibat melimpahnya harta seseorang, adalah sifat bawaan khusus mereka yang beriman sempurna. Karena itu, kesempurnaan akhlak Nabi Allah Sulaiman Alayhis Sallam menjadi teladan bagi segenap umat manusia.
REMEMBER: "UMATi, UMATi, UMATi" worlduptown@yahoo.co.uk
God Almighty says in the Holy Quran: ‘By Time,
Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done
righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to
patience.’ (QS Al ‘Asr
103)

REMEMBER: "UMATi, UMATi, UMATi" HebrewKing@mail.com
Spread the WORD: Iman
REMEMBER: "UMATi, UMATi, UMATi" worlduptown@yahoo.co.uk
REMEMBER: Listen Carefully THIS SECRET:
Ancestralline CaliphAllah
(Messiah Al'Mahdi = Abolish the TAX) Is A Combination Of 2 lineages.
Ø On the father is from the lineage Of Prophet Sallalla-hu-Alayhi-was-Sallam (peace and blessings of God be on him) through to Ishmael and Hagar (SitiHajar).
Ø On the mother is from the same lineage the Prophet Messiah Jesus Son Of Mary Alayhis Sallam (peace be on him), Prophet Solomon Alayhis Sallam (peace be on him), Prophet David Alayhis Sallam (peace be on him) to be related to Prophet Joseph Alayhis Sallam (peace be on him) reach to Prophet Jacob Alayhis Sallam (peace be on him) (Original Message from HebrewKing: Hamden bin bolly)
Ø On the father is from the lineage Of Prophet Sallalla-hu-Alayhi-was-Sallam (peace and blessings of God be on him) through to Ishmael and Hagar (SitiHajar).
Ø On the mother is from the same lineage the Prophet Messiah Jesus Son Of Mary Alayhis Sallam (peace be on him), Prophet Solomon Alayhis Sallam (peace be on him), Prophet David Alayhis Sallam (peace be on him) to be related to Prophet Joseph Alayhis Sallam (peace be on him) reach to Prophet Jacob Alayhis Sallam (peace be on him) (Original Message from HebrewKing: Hamden bin bolly)
REMEMBER: "UMATi, UMATi, UMATi" worlduptown@yahoo.co.uk
Remember Manasye Tribe: True Story Of Prophet Joseph Alayhis Sallam
As related in the Qur'an, in
his early life, the Prophet Yusuf (Joseph) Alayhis Sallam was put through many
tests, to which he responded with the utmost maturity and submission. No matter
how dire the circumstances or how cunning the plots against him were, the
Prophet Yusuf Alayhis Sallam, never diverged from his faith, devotion, trust
and submission to Allah, but rather drew nearer to Him and showed absolute
submission.
For those who seek ways to draw nearer to Allah, there are really striking examples of moral perfection in the life of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam. The first thing we learn about him is the important dream he saw in his early years and the comment his father, Ya'qub Alayhis Sallam, made about this dream:
For those who seek ways to draw nearer to Allah, there are really striking examples of moral perfection in the life of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam. The first thing we learn about him is the important dream he saw in his early years and the comment his father, Ya'qub Alayhis Sallam, made about this dream:



Taking this dream to be a sign from Allah and realising that Yusuf Alayhis Sallam would become a noble person in Allah's sight in future, his father wanted him to keep this dream to himself. His brothers, who felt that their father held Yusuf Alayhis Sallam more dear, became jealous of their father's love and hatched a plot against Yusuf Alayhis Sallam. They tried to kill him and draw their father's love to themselves:




His brothers left Yusuf Alayhis Sallam in the depths of a well. Then, they came to their father, telling him that a wolf had devoured him, and offered his shirt with false blood stains as evidence.
Despite this evidence, the Prophet Ya'qub Alayhis Sallam realized this incident to be a plot, took refuge in Allah and asked Him for help. Thanks to countless conditions predetermined by destiny, some travellers passing by the well found the Prophet Yusuf Alayhis Sallam and sold him as a slave to a governor in Egypt:


God Almighty says in the Holy
Quran: 'And the one from Egypt who bought him said to his wife, "Make his
residence comfortable. Perhaps he will benefit us, or we will adopt him as a
son." And thus, We established Joseph in the land that We might teach him
the interpretation of events. And Allah is predominant over His affair, but
most of the people do not know.* And when Joseph reached maturity, We gave him
judgment and knowledge. And thus We reward the doers of good'. (QS Yusuf, 12:
verse 21-22)
The wife of the governor who bought him approached the Prophet Yusuf Alayhis Sallam, who was remarkably handsome, with wicked intentions. However, she was refused outright by Yusuf Alayhis Sallam. Upon this, the wife of the governor resorted to slandering Yusuf Alayhis Sallam to maintain her innocence:
The wife of the governor who bought him approached the Prophet Yusuf Alayhis Sallam, who was remarkably handsome, with wicked intentions. However, she was refused outright by Yusuf Alayhis Sallam. Upon this, the wife of the governor resorted to slandering Yusuf Alayhis Sallam to maintain her innocence:

God Almighty says in the Holy Quran: 'His
master's wife attempted to seduce him. She barred the doors and said,
"Come over here!" "Allah is my refuge!" he (Yusuf) replied.
"He is My Lord and has treated me with kindness. Those who do wrong shall
surely never prosper.' (Surah Yusuf, verse 23)






God Almighty says in the Holy
Quran: 'The governor saw the shirt torn at the back and said, "The source
of this is women's deviousness. Without a doubt your guile is very great.
Yusuf, ignore all this, and you, my wife, should ask forgiveness for your evil
act. There is no doubt that you are in the wrong.' (Surah Yusuf, verse 28-29)
She said, "You see! It's him you blamed me for. I tried seducing him but he refused. If he does not do what I order, he will be put in prison and brought low." "My Lord", said Yusuf, "prison is preferable to me than what they call on me to do. Unless You turn their guile away from me, it may well be that I will yield to them and so lapse into ignorance.
She said, "You see! It's him you blamed me for. I tried seducing him but he refused. If he does not do what I order, he will be put in prison and brought low." "My Lord", said Yusuf, "prison is preferable to me than what they call on me to do. Unless You turn their guile away from me, it may well be that I will yield to them and so lapse into ignorance.




God Almighty says in the Holy Quran: ‘His Lord
answered his prayer and turned away from him their female guile and
deviousness. He is the One Who Hears, the One Who Knows. Yet, even after they
had seen the Signs, they thought that they should still imprison him for a
time’. (Surah Yusuf, verse 32-35)

God Almighty says in the Holy
Quran: 'O two companions of prison, as for one of you, he will give drink to
his master of wine; but as for the other, he will be crucified, and the birds
will eat from his head. The matter has been decreed about which you both
inquire.' (QS Yusuf, 12: verse 42)
Now after being plotted against by his brothers and unjustly slandered by the governor's wife, Yusuf Alayhis Sallam had nothing to look forward to but several years of imprisonment.
However, throughout all these long years, the Prophet Yusuf Alayhis Sallam did not despair even for a moment but, aware that there is good and wisdom behind these events Allah ordained, hopefully prayed to Him and showed determination in his patience and faith.
Indeed, years later, when the king sought for the interpretation of a dream he had had, an old prisoner recalled the Prophet Yusuf Alayhis Sallam as a person who had the faculty of interpreting dreams. Yusuf Alayhis Sallam 's interpretation of the dream greatly impressed the king. He thereupon called Yusuf Alayhis Sallam to his presence.
Before the king had a chance to talk to him, the Prophet Yusuf Alayhis Sallam wanted the king to learn the facts about the incident for which he had been sent to prison so many years ago.
So, for this explanation, the king returned to the governor's wife and the women to whom she had introduced Yusuf Alayhis Sallam at the time of the incident:
Now after being plotted against by his brothers and unjustly slandered by the governor's wife, Yusuf Alayhis Sallam had nothing to look forward to but several years of imprisonment.
However, throughout all these long years, the Prophet Yusuf Alayhis Sallam did not despair even for a moment but, aware that there is good and wisdom behind these events Allah ordained, hopefully prayed to Him and showed determination in his patience and faith.
Indeed, years later, when the king sought for the interpretation of a dream he had had, an old prisoner recalled the Prophet Yusuf Alayhis Sallam as a person who had the faculty of interpreting dreams. Yusuf Alayhis Sallam 's interpretation of the dream greatly impressed the king. He thereupon called Yusuf Alayhis Sallam to his presence.
Before the king had a chance to talk to him, the Prophet Yusuf Alayhis Sallam wanted the king to learn the facts about the incident for which he had been sent to prison so many years ago.
So, for this explanation, the king returned to the governor's wife and the women to whom she had introduced Yusuf Alayhis Sallam at the time of the incident:

God Almighty says in the Holy Quran: ‘And the king said, "Bring him to me." But when the messenger came to him, (Joseph) said, "Return to your master and ask him what is the case of the women who cut their hands. Indeed, my Lord is Knowing of their plan.’ (QS Yusuf, 12: verse 51)
After their confession, the Prophet Yusuf Alayhis Sallam gave the following explanation:


God Almighty says in the Holy
Quran: ‘In this way he (i.e., the governor) will know at last that I did not
dishonour him behind his back and that Allah most surely does not guide the
deviousness of the dishonourable. I do not say that I myself was free from
blame. The self indeed commands to evil acts-except for those my Lord has mercy
on. My Lord, He is Forgiving and Merciful.’ (Surah Yusuf, verse 52-53)
These words of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam are typical of his perfected faith. He always knew that Allah would help believers and those who are patient, and that He would certainly confound the schemes of those who betrayed Him.
His trust in Allah manifested itself in his submission to his destiny. No matter how unfavourable the circumstances seemed, he could see that there was good and wisdom behind these events Allah ordained.
Another exemplary character trait of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam was his refusal to indulge his lower self, even in situations in which he was absolutely right. He never trusted in his lower self and always remained conscious of the fact that one's lower self is prone to evil.
This is a form of morality peculiar to those having perfected faith who act with the awareness that employing the methods of the devil, the lower self stealthily approaches human beings and tempts those who ignore the voice of their conscience.
The attitude of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam towards his lower self is a manifestation of his moral maturity. No doubt, the ultimate fate of a person who shows such deep-seated submission to Allah and trusts in Him will be infinite good.
Indeed, in return for this meritorious submission to Allah, he was placed in authority over the treasures of Egypt. Granting him a good life in this world and giving the good news of paradise in the hereafter, Allah stated that "He would not allow to go to waste the recompense of those who do good":
These words of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam are typical of his perfected faith. He always knew that Allah would help believers and those who are patient, and that He would certainly confound the schemes of those who betrayed Him.
His trust in Allah manifested itself in his submission to his destiny. No matter how unfavourable the circumstances seemed, he could see that there was good and wisdom behind these events Allah ordained.
Another exemplary character trait of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam was his refusal to indulge his lower self, even in situations in which he was absolutely right. He never trusted in his lower self and always remained conscious of the fact that one's lower self is prone to evil.
This is a form of morality peculiar to those having perfected faith who act with the awareness that employing the methods of the devil, the lower self stealthily approaches human beings and tempts those who ignore the voice of their conscience.
The attitude of the Prophet Yusuf Alayhis Sallam towards his lower self is a manifestation of his moral maturity. No doubt, the ultimate fate of a person who shows such deep-seated submission to Allah and trusts in Him will be infinite good.
Indeed, in return for this meritorious submission to Allah, he was placed in authority over the treasures of Egypt. Granting him a good life in this world and giving the good news of paradise in the hereafter, Allah stated that "He would not allow to go to waste the recompense of those who do good":


God Almighty says in the Holy Quran: ‘And thus
We established Yusuf in the land and he dwelt there as he pleased. We grant Our
grace to anyone We will and We do not allow to go to waste the recompense of
those who do good. But the reward of the hereafter is the best for those who
believe and fear their Lord.’ (Surah Yusuf, verse 56-57)
Remember Trail-tribe Of Manasye: Story Of Prophet Solomon Alayhis Sallam
In the Qur'an, Allah expresses the sincere faith
of the Prophet Sulayman (Solomon) Alayhis Sallam as follows:

God Almighty says in the Holy
Quran: ‘To Dawud We gave Sulayman. What an excellent servant! He truly turned
to his Lord.’ (Surah Sad, 38: verse 30)
One of the most important characteristics of the Prophet Sulayman Alayhis Sallam related in the Qur'an is his great power and glorious possessions. Beside these, Allah bestowed many special faculties upon him. In return for all these blessings, the Prophet Sulayman Alayhis Sallam always prayed to Allah and turned to Him in gratefulness. One of his prayers is as follows:
One of the most important characteristics of the Prophet Sulayman Alayhis Sallam related in the Qur'an is his great power and glorious possessions. Beside these, Allah bestowed many special faculties upon him. In return for all these blessings, the Prophet Sulayman Alayhis Sallam always prayed to Allah and turned to Him in gratefulness. One of his prayers is as follows:

God Almighty says in the Holy
Quran: ‘So (Solomon) smiled, amused at her speech, and said, "My Lord,
enable me to be grateful for Your favor which You have bestowed upon me and
upon my parents and to do righteousness of which You approve. And admit me by
Your mercy into (the ranks of) Your righteous servants.’ (Surat an-Naml, 27:
verse 19)
Another prayer of the Prophet Sulayman Alayhis Sallam is as follows:
Another prayer of the Prophet Sulayman Alayhis Sallam is as follows:

God Almighty says in the Holy
Quran: ‘My Lord, forgive me and give me a kingdom the like of which will never
be granted to anyone after me. Truly You are the Ever-Giving’. (Surah Sad, 38:
verse 35)
In return for his prayer, Allah granted the Prophet Sulayman Alayhis Sallam an unmatched knowledge and affluence in this world and promised the best rewards in the hereafter. One verse reads:
In return for his prayer, Allah granted the Prophet Sulayman Alayhis Sallam an unmatched knowledge and affluence in this world and promised the best rewards in the hereafter. One verse reads:

.
God Almighty says in the Holy Quran: ‘Indeed,
for him is nearness to Us and a good place of return.’ (Surah Sad, 38: verse
40)

God Almighty says in the Holy
Quran: ‘And he said, "Indeed, I gave preference to the love of good
[things] over the remembrance of my Lord until the sun disappeared into the
curtain (of darkness).’ (Surah Sad, 38: verse 32)
Turning to Allah alone while enjoying affluence, not becoming recalcitrant towards one's Creator due to the riches in one's possessions, is a character trait peculiar to the people of perfected faith alone. The moral perfection of the Prophet Sulayman Alayhis Sallam thus sets an example to all human beings.
Turning to Allah alone while enjoying affluence, not becoming recalcitrant towards one's Creator due to the riches in one's possessions, is a character trait peculiar to the people of perfected faith alone. The moral perfection of the Prophet Sulayman Alayhis Sallam thus sets an example to all human beings.
REMEMBER: Do Not let YOURSELF Left by the TRAIN!!!
JOIN theCLUB If ‘U’ Think ‘U’ Are the 18Group Of People! The GOLDMINE 1WORLD Community Should Render Back the trusts to those to Whom they Due: (@18 Group Of people) Poor People, Orphan, Single Mother, Single Father, Student, Low In Come, Jobless, Disable, Patient, Old Citizen, Prisoner, Bankruptcy, FARMER, Fishermen, RICH People, All RACES, All Country And All Government In theWhole WORLD. theWORLD for free! NewWORLDPrinciple: ASSETProperty "It's NOT For SALE, It's Not For Bought, It's FREE!: *House *Car *@Education: College, University. *@ELETRICAL GOODs: Air Con, PC Laptops, Home Theatre. *FURNITURE: Sofa Set, Bed Set, Sauna Bath, Kitchen Cabinet, Dining Table. Vacation: Around the WORLD, Holiday, HAJ, UMRAH, NOW EveryONE CAN Fly, Hotels. *Life Insurance: (Hospital, Funeral, Death, Pension).